Curhatan Ragu

Oleh : Vera Rosita

Pantaskah jika ku merindukan seseorang yang bahkan aku tak yakin bahwa dialah yang kurindukan?

Bimbang selalu menghiasi hariku akhir-akhir ini. Perasaan takut, cemas, dan gelisah bercampur aduk, masih terhadap hal yang sama, yaitu tentang ungkapan lelaki yang (katanya) menyukaiku.

Aku tidak mengerti dengan rasa yang muncul di hatiku. Kadang-kadang aku merasa senang dan bahagia ketika mengingat hal tentangnya, dan tak jarang juga di tengah perasaan senang itu muncul perasaan takut dan kecewa.

Aku, salah seorang mahasiswi yang mempelajari Ilmu Psikologi memang paham terhadap apa yang aku alami, tetapi tidak dengan apa yang aku rasakan. Yang pernah aku baca dari sekian banyak teori, yaitu bahwa kecemasan adalah reaksi terhadap suatu ancaman. Dari situ aku berfikir, apa yang menjadi ancaman sehingga membuatku cemas? Rasanya tidak ada..

Kecemasanku kau pandang sebagai hal yang berlebihan.. ya itu memang benar. Aku memang tipe orang yang cenderung introvert terhadap hal-hal ataupun lingkungan baru yang tentu saja memiliki suasana berbeda. Bagiku wajar ketika mengalami kecemasan yang diakibatkan karena hal yang terjadi belum pernah aku alami sebelumnya (kalau kata kognitif mah struktur kognitifnya belum ada, jadi gabisa mengasimilasikan peristiwa yang terjadi).

Dulu aku sempat mempermainkan kata “Rindu”, karena aku tidak pernah benar-benar merasakan rindu. Dan bagaikan hukum karma, aku termakan sendiri oleh ucapanku yang menyepelekan rindu.
 
Kini aku merindukan seseorang, yang bahkan aku tak sanggup untuk mengungkapkannya. Aku baru sadar, rindu itu berat karena mungkin aku sedang merasakan. Dan aku takut rinduku menjadi sebuah kekecewaan.

0 komentar:

Posting Komentar