Pantaskah
jika ku merindukan seseorang yang bahkan aku tak yakin bahwa dialah yang
kurindukan?
Bimbang
selalu menghiasi hariku akhir-akhir ini. Perasaan takut, cemas, dan gelisah
bercampur aduk, masih terhadap hal yang sama, yaitu tentang ungkapan lelaki
yang (katanya) menyukaiku.
Aku
tidak mengerti dengan rasa yang muncul di hatiku. Kadang-kadang aku merasa
senang dan bahagia ketika mengingat hal tentangnya, dan tak jarang juga di
tengah perasaan senang itu muncul perasaan takut dan kecewa.
Aku,
salah seorang mahasiswi yang mempelajari Ilmu Psikologi memang paham terhadap
apa yang aku alami, tetapi tidak dengan apa yang aku rasakan. Yang pernah aku
baca dari sekian banyak teori, yaitu bahwa kecemasan adalah reaksi terhadap
suatu ancaman. Dari situ aku berfikir, apa yang menjadi ancaman sehingga
membuatku cemas? Rasanya tidak ada..
Kecemasanku
kau pandang sebagai hal yang berlebihan.. ya itu memang benar. Aku memang tipe
orang yang cenderung introvert terhadap hal-hal ataupun lingkungan baru yang
tentu saja memiliki suasana berbeda. Bagiku wajar ketika mengalami kecemasan
yang diakibatkan karena hal yang terjadi belum pernah aku alami sebelumnya (kalau
kata kognitif mah struktur kognitifnya belum ada, jadi gabisa mengasimilasikan
peristiwa yang terjadi).
Dulu
aku sempat mempermainkan kata “Rindu”, karena aku tidak pernah benar-benar
merasakan rindu. Dan bagaikan hukum karma, aku termakan sendiri oleh ucapanku
yang menyepelekan rindu.
0 komentar:
Posting Komentar